SELAMAT DATANG DI SOLUSI CENTER

KAMI SIAP MEMBANTU ANDA

Kamis, 29 Desember 2011

Menuhankan HAWA NAFSU

 Hampir tidak ada aspek kehidupan di negeri ini yang tidak tersentuh oleh kemungkaran. Hampir tidak ada kementrian yang tidak tersentuh oleh pelanggaran. Hampir tidak ada proyek yang tidak tersentuh penyelewengan.
Kerakusan manusia terhadap harta dunia, kekuasaan, pangkat dan jabatan menjadikannya enteng untuk melakukan berbagai pelanggaran. Orang-orang seperti itu telah menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.
Mereka tidak lagi peka terhadap hak dan kewajiban, kejujuran, kebenaran, nilai-nilai moral, dan tatanan sosial yang berlaku di tengah masyarakat. Yang ada dalam benak mereka adalah bagaimana memanfaat kesempatan untuk mendapatkan keuntungan besar, tidak peduli halal haram.
Padahal Allah telah menetapkan ketentuan untuk menyesatkan manusia yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلا تَذَكَّرُونَ

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” [QS Al-Jatsiyah : 23]
Yang menjadi pertanyaan adalah: “Siapa yang mampu menyelamatkan bangsa ini, kalau Allah telah memutuskan untuk menyesatkannya?
Saudaraku, nafsu memang selalu mengajak kepada kejahatan, kecuali nafsu yang dirahmati Allah.

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS Yusuf : 53]
Artinya kalau nafsu kita tidak kita bimbing untuk selalu mengikuti petunjuk Allah, maka nafsu kita itu akan menjadi liar, semakin liar dan sulit dikendalikan. Sehingga uang pajak diembat, dana proyek disikat, uang negara disantap, dan kekayaan alam dilahap.
Di mata orang yang rakus seperti ini berapapun banyaknya uang yang tersedia tetap saja kurang. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sekiranya anak Adam memiliki sebukit emas, niscaya ia akan mengharapkan bukit emas lagi yang kedua“.
Dan tidak ada yang menghentikannya melainkan kematian, kecuali mereka yang bertaubat. Sayangnya, setelah ketahunan perbuatan jahatnya dan diusut oleh KPK mereka kong kali kong bersama kroni-kroninya berteriak lantang: “Bubarkan KPK“. Na’udzubillah.
Manusia akan kehilangan jati dirinya dan tidak mendengar bisikan kebaikan yang disuarakan hati nuraninya, bila senantiasa mengikuti hawa nafsunya. Dia akan berpikir, bertutur kata, dan bertindak seperti binatang buas.
Serakah, rakus, tidak mengenal aturan, dan tidak takut dosa. Segala rintangan akan disingkirkannya, kalau perlu dengan suap. Semua yang menghadang akan diterjangnya, kalau perlu dengan membunuhnya. Telah menjadi catatan sejarah bahwa Qabil membunuh Habil karena dia dikuasai oleh hawa nafsunya.

فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.” [QS Al-Maidah : 30]
Sejarah berdirinya kerajaan Singosari juga diawali dengan pembunuhan Tunggul Ametung oleh Ken Arok, lalu diikuti oleh tindakan saling bunuh anak-anak mereka. Dunia tanpa agama bagaikan taman indah yang berubah menjadi hutan belantara yang dihuni binatang buas yang ganas. Manusia tanpa kethaatan dalam beragama bagaikan musang berbulu ayam.
Maka tidaklah mengherankan kalau pada masa seperti ini para pejuang kebenaran menghadapi banyak kesulitan. Mereka diejek, dihinakan, difitnah dan diintimidasi oleh orang yang menuhankan hawa nafsunya. Memegang kebenaran pada masa seperti itu bagaikan memegang bara api. Namun Rasulullah SAW menjanjikan keberuntungan bagi orang yang menghidupkan sunnah rasul pada saat orang-orang lain memadamkannya. Semoga Allah memilih kita menjadi hamba-Nya yang selalu istiqamah dalam menegakkan kebenaran, aamiin.
Al-Ustadz  Drs Ahmad Sukina
Ketua Umum Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar